Laman

Kamis, 23 Desember 2010

Prince from Hell (Ind Version)

Title: Prince From Hell (Indonesia Version)
Pairing: KonoSetsu (Mahou Sensei Negima)
Rate: T
Language: Indonesia
Word: 1,113





Chapter 1
Ikutlah dengan kami


"Ini saatnya." Kata seorang pria berambut pirang panjang memakai jubah dan pakaian serba hitam dan sebuah pedang yang bergantung di pinggang sebelah kirinya. Muka pria itu sangat pucat, matanya berwarna abu-abu yang sangat dingin. 


"Yeah, Kita akan menjemputnya malam ini" Sahut seorang pria lain, ia memakai pakaian serba hitam juga. Pria ini sedikit berbeda dengan yang tadi. Pria ini memiliki wajah licik dan taring yang lebih panjang, rambut pendek berwarna merahnya sangat berantakan, dan matanya sangat merah bagaikan darah. 

"Apakah tidak apa-apa menjemputnya secara tiba-tiba seperti ini? Bagaimana jika pak tua itu tahu?" Tiba-tiba saja seorang pria berambut hitam pendek tapi rapi memakai pakaian yang serba hitam pula, muncul dari kegelapan, kedua tangannya dikepalkan didepan dadanya. Pria yang ini memiliki wajah yang tak terlalu pucat seperti pria yang pertama tadi, ia memiliki mata hitam pekat yang sangat misterius, seperti matanya menyimpan misteri yang terpendam dan tak akan pernah bisa diduga. 

"Jangan khawatir, lagi pula ini perintah My Lord, bukan?" Jawab pria pertama tadi, tangannya berada di pundak pria ketiga tadi. 

"Baiklah, kita akan menjemputnya jam 08.30 dini hari." Kata pria kedua dengan senyum iblis terpasang di bibirnya membuat taringnya terlihat dengan jelas, sangat mengerikan. 

"Ya" Senyum pria pertama yang diikuti angguan dari pria kedua. 
-------------------------------------------------------------------------------
Karakter baru.

Pria Pertama

Nama: Tom L. Bartholomew 
Usia: 532 Tahun 
Gender: Male
 Tempat lahir: Neraka. SunDown City

Pria Kedua
Nama: Adolf W. Fox 
Usia: 456 Tahun 
Gender: Male 
Tempat lahir: Neraka. Kastil utama kerajaan Neraka

Pria Ketiga
Nama: Alfonso 
Umur: Unknown
Gender: Male 
Tempat lahir: Unknown

Mereka dipanggil 'The Spirit Hunter' karena mereka dipercaya oleh Raja Neraka 'Lord Everard' untuk memburu roh-roh yang kabur dari neraka.
 --------------------------------------------------------------------------------------

Mahora Academy. 05. 12
 "Mari kita pergi, Ojou-sama." Kata Setsuna sambil memegang erat-erat pedangnya, ia tampak sangat aneh hari ini. Dia terlalu berlebihan melindungi Konoka, tak seprti biasanya 

"Ada apa denganmu secchan, kau sangat aneh hari ini" Kata Konoka sambil makan es krimnya (mereka berada di kafe sekarang) 

"Kita tidak punya banyak waktu." Sahut Setsuna dengan tangan gemetar. 

"Apa yang kamu bicarakan Seccahan? Ini Baru jam 05.12 kau tahu." 

Sebenarnya, anak-anak 3-A berada di kafe baru dekat Library Island.

Di dekat danau Negi, Asuna, Nodoka, Kaede, Yue, dan Kotaro sedang duduk di rerumputan, menikmati ketenangan danau. 

"Hari ini benar-benar hari yang menyenangkan." Celetuk Negi, menjatuhkan dirinya ke tanah dan memejamkan matanya. Merasakan angin bertiup lembut yang membuat rambut merahnya berterbangan.

"Untungnya kafe ini dibangun di dekat danau." Kata Asuna kata sambil makan es krim. 

"Dan dekat dengan Library Island juga." Lanjut Nodoka. Dia membaca buku tentang sihir. 

Tapi, tiba-tiba Konoka berlari ke arah mereka, menyeret Setsuna dengannya. 

"Ojou-sama, kita tidak punya banyak waktu." Teriak Setsuna pelan. 

"Ayo Secchan, apa yang kamu bicarakan? Kita punya waktu banyak sebelum akhir musim panas." Konoka berteriak gembira 

"Bukan itu maksudku, Ojou-sama. Ada yang ingin ku bicarakan dengan...." Setsuna mencoba untuk menghentikan Konoka. 

"Ada apa?" Tiba-tiba Asuna muncul entah dari mana 

"Secchan bertingkah aneh, dia bilang kita tidak punya banyak waktu dan dia bilang dia ingin membicarakan sesuatu denganku" Jawaban Konoka 

"Hei Setsuna, apa yang kau rencanakan? Apakah kau akan menembak Konoka?" Sekarang Asuna mulai menggelitik Setsuna 

"Ap ... Apa yang kamu bicarakan Asuna-san Ini. tidak seperti itu." Setsuna berusaha melepaskan tangan Asuna. 

"Lalu kenapa wajahmu semua merah?" Asuna masih menggelitiki Setsuna 

"Itu ... Itu ... .." Setsuna berusaha menjawab tapi ia tak menemukan kata-kata yang tepat.

"Jangan menyangkal kau bocah kecil. Ayo bergabung dengan kami, aku tidak akan membiarkanmu menembak Konoka sekarang, Kau harus menembaknya ketika kembang api dimulai" Asuna mulai menggelitiki Setsuna lagi 

"Sudah kubilang tidak seperti itu, kau salah mengartikan." Setsuna mencoba untuk melepaskan tangan Asuna lagi. 

"Apa yang kalian bicarakan Siapa menembak siapa?" Negi tiba-tiba muncul dari belakang Asuna 

"Ini bukan urusan anak kecil sepertimu, Negi-Bouzo." Asuna melepaskan Setsuna yang hampir pingsan karena digelitiki Asuna. 

"Kembang api akan segera dimulai, Aru." Ku Fei berteriak dari tepi danau, semua anak 3-A sudah berkumpul di tepi danau. 

"Kami datang" Jawab Asuna

 Kemudian kembang api mulai, kelas 3-A bersorak bersama-sama. Tapi di sisi lain. 

"Ojou-sama, apakah baik-baik saja jika aku memberitahumu jika hari ini ini adalah hari terakhir aku bisa bersama denganmu?" Kata Setsuna dalam hatinya, ia memandang Konoka yang tersenyum bahagia .

Setsuna Menggelengkan kepalanya, tersenyum memandang langit, "Mungkin lebih baik seperti ini, lagi pula kau tidak akan percaya kalau aku bilang aku akan meninggalkanmu , mungkin selamanya. Sudah kuputuskan, aku aka membiarkan mereka membawaku tanpa diketahui Ojou-sama." Setsuna kembali memandang Konoka 

"Apa yang kau lihat, Secchan?" Tiba-tiba saja suara Konoka memudarkan lamunan Setsuna. 
"Tidak ada, Kono-chan." Jawab Setsuna sambil tersenyum, ia melihat wajah Konoka memerah saat ia memanggilnya Kono-chan. 

"Kau sangat lucu, Secchan." Konoka tersenyum manis kearah Setsuna. 

"Apakah .... Apakah benar begitu..." Muka Setsuna berubah menjadi merah padam seketika. 


Di tempat lain.

"Dapat kau." Kata pria berambut merah tadi atau Adolf

 "Ini dia, pangeran kecil kita." Lanjut Tom 

"Yeah." Sahut si misterius Alfonso. 
------------------------------------------------------------------------------------- 
Kembali ke 3-A 

"Benar-benar yang kembang api yang bagus." Kata Kotaro 

"Benar." Sahut Negi yang duduk di sebelah Kotaro 

"Mari bermain bersama." Tiba-tiba saja Asuna berdiri

 "Bermain apa?" Tanya Konoka, memandang Asuna 

"Bagaimana kalau bermain bola?" Usul Ku Fei 

"Ide bagus." Asuna setuju 

"Mari bermain!" Semua bersorak setuju, kecuali Setsuna yang masih duduk diam. 

"Kau juga ikut, Secchan." Kata Konoka, menarik tangan Setsuna 

"O. Oke."



 

Lalu kelas 3-A + Kotarou bermain bola, mereka dibagi menjadi dua tim dengan melakukan jan ken po* (Rock, Scissor, Paper), Asakura sebagai wasitnya, dan inilah hasilnya

Tim 1 
Negi Springfield
Sayo Aisaka
Yue Ayase
Asuna Kagurazaka
Madoka Kugimiya
Kū Fei
 Konoka Konoe
Setsuna Sakurazaki
Makie Sasaki
Kaede Nagase
Fuka Narutaki
 Fumika Narutaki
 Nodoka Miyazaki
Haruna Saotome
 Ayaka Yukihiro
 Satsuki Yotsuba


Tim 2 
Kotaro Inugami
Yūna Akashi
Ako Izumi
Akira Okochi
Misa Kakizaki
Misora Kasuga
Sakurako Shiina
Mana Tatsumiya
Chao Lingshen
Chachamaru Karakuri
Chizuru Naba
Satomi Hakase
Chisame Hasegawa
Evangeline A.K. McDowell
 Zazie Rainyday
Natsumi Murakami
 


Mereka bermain dengan riang, menghilangkan rasa gelisah dihati Setsuna. Tapi sayangnya keceriaan mereka berhenti ketika mereka mendengar tawa seseorang yang sangat mengerikan.  

"Fuhuhuhuhuhu Kau merasa senang, Setsuna?" Tom tertawa lebar di atas pohon, dibelakangnya Adolf dan Alfonso berdiri di pohon yang berbeda 

Seketika Setsuna berbalik ke belakang "Kalian?!" 

"Lama tidak bertemu, Setsuna." Adolf menyeringai, memamerkan giginya yang tajam.

"Tom, Adolf, Alfonso!" Entah kenapa Setsuna merasa seluruh tubuhnya menjadi panas.

"Jadi, kau masih ingat kami, ya." Tom tersenyum pada Setsuna 

"Jadi benar, hawa iblis ini adalah hawa kalian, aku sudah merasakannya dari tadi." Setsuna merasa kepalanya sedikit pusing. 

"Hm, jadi kau tahu bukan, jika ini adalah saatnya?" Tom masih memandang Setsuna tapi kali ini pandangan Tom sangat mengerikan, senyumnya tambah lebar, matanya tambah tajam. 

Setsuna diam, ia hanya memandang ketiga Iblis yang baru saja tampak di depannya. 

"Jadi, apa yang kau tunggu? Ikutlah dengan kami." Tom melanturkan tangannya ke Setsuna.






To Be Continue...




P.S: English Version will be posted after I Finnish chapter 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar